Nama kitab dalam Ibrani Wayyiqa
yang artinya “dan Ia memanggil”. Lalu dalam Bahasa Yunani LXX : “Leuitikon”
artinya “ isiberkaitan dengan tanggung jawab orang Lewi”, Inggris : Leviticus dan
Latin : Liber Levitikus.Kitab Imamat berkaitan dengan semua peristiwa selama 1
bulan di kaki gunung Sinai, peristiwa pemberian Hukum/Torat kepada Israel
melalui Musa di Kemah Pertemuan. Petikan yang paling terkenal dari buku ini
ialah yang oleh Yesus disebut perintah utama yang kedua, “Cintailah sesamamu
seperti kamu mencintai dirimu sendiri" (19:18).”
Isi
dan Tujuan
Isi
dari kitab ini merupakan penyataan ilahi yang diberikan di Sinai pada zaman
Musa. Kitab ini berisi rincian tentang peraturan-peraturan dalam ibadat dan
upacara-upacara agama bangsa Israel pada zaman dahulu. Juga untuk para imam
(kaum Lewi) yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Kitab ini menjadi
petunjuk untuk bangsa imam dan wakil-wakil mereka, yaitu para imam. Petunjuk
tersebut menyangkut tentang ibadat dan upacara, sikap yang harus dipelihara
oleh umat Allah jika mereka ingin adanya persekutuan yang tak terputus
dengan-Nya, kekudusan Tuhan, bagaimana manusia harus hidup dan beribadat
(supaya tetap mempunyai hubungan baik dengan Yahweh), menjadi pokok dalam kitab
ini. Tema inti dari Kitab Imamat ini dapat diungkapkan melalui istilah
kekudusan (qodesy) dan kudus (qadosy) (Lihat Imamat 19:2)
Setiap peraturan dalam kitab Imamat menjadi
sarana pemulihan relasi dengan Allah melalui korban.
Pasal 1-16 : Peraturan-peraturan kehidupan untuk
menjadi kudus; pernyataan
tentang tahir dan tidak tahir; HR perdamaian.
Pasal 17-25 :
Tuntutan kekudusan Allah atas umatNya sehingga mereka terus dapat
bersekutu
denganNya. Kekudusan Imam dank urban-kurban kekudusan
hari,
pengudusan tanah dengan cara tahun Sabbath dan tahun jobel.
Seluruh
upacara pengudusan berpuncak pada HR Pendamaian, HR Sabat dan HR Jobel.
Pemberian peraturan tersebut sekaligus pendirian Kerajaan Allah diantara orang
Israel.
Bagian 1 : Imamat 1-16. Peratura
Berkaitan Perjanjian Antara Tuhan dan Israel
Peraturan tentang Kurban – Imamat 1-7
Ketika
orang Israel berada di Mesir Bangsa Israel memelihara upacara tradisional yang
mereka warisi dari nenek moyang mereka, seperti persembahan hewan dan kemudian
dilengkapi dengan sejumlah upacara baru yang diadakan pada masa kemudian,
sewaktu Israel telah mengenal pertanian dan menetap di Palestina (seperti:
persembahan hasil bumi). Upacara tersebut juga tercampur dengan upacara
bangsa-bangsa tetangga, seperti Kanaan, Asyur-Babel dan Mesir, sejak zaman Musa
maupun sesudahnya. Kesemuanya itu diseleksi dan dijiwai semangat iman dan
disesuikan dengan hukum yang ditetapkan oleh Musa. Dalam pasal 1-3 dijelaskan
ada tiga macam korban, yaitu: ola
atau kurban bakaran, minchah atau
kurban makanan dan shelemim atau
kurban keselamatan. Pasal 4:1-6:7, memberikan pembagian lain, yaitu lechattat atau kurban dosa dan asham atau kurban kesalahan. Pada pasal
6:8-7:38 memberi petunjuk kepada imam bagaimana memberi kurban bakaran,
makanan, dosa, dan kurban keselamatan yang harus dipersembahkan dan bagian mana
dari kurban tersebut yang menjadi hak imam.
Peraturan
untuk Umat dan Imam
Peraturan Untuk Umat (1:1-6:7)
Pelanggaran
terhadap sesama adalah pelanggaran terhadap Tuhan. Karena Tuhan meminta untuk
mengasihi sesama. Peraturan dalam baggian ini hanya menunjukkan hal-hal yang
mereka persembahkan kepada Tuhan dan cara mempersembahkannya. Ada indikasi
bahwa mereka sudah mengenal pemberian kurban sebelum peraaturan ini diberikan.
Jadi peraturan ini sebagai penindaklanjutan dan pengaturan yang lebih baik
(legalisasi). Para Patriakh & Israel telah melakukan pemberian kurban Kej
4:3-4;46:1; Kel 18:12.
Pemberian perintah tersebut di Kemah
Suci. Kemah yang dimaksud mungkin kemah yang didirikan disamping kemah Suci
dimana Musa bertemu dengan Tuhan. (Kel.33:7-11). Dalam Kel.40:35 nyata bahwa
Musa dan Harus tidak dapat memasuki Kemah Suci. Setelah pentahbisan Kemah Suci,
Musa dan Harun dapat memasuki Kemah Suci dimana kemuliaan Allah memenuhinya.
(Im.9:23)
Peraturan untuk Imam (6:8-7:38)
Berkaitan
dengan Kurban Bakaran (6:8-13)
Berkaitan
dengan Kurban Sajian (6:14-23)
Berkaitan
dengan Kurban Penghapus Dosa (6:24-30)
Berkaitan
dengan Kurban Penebus Salah (7:1-10)
Berkaitan
dengan Kurban Keselamatan (7:11-38)
Imamat 8 Peraturan tentang Harun dan
anak-anaknya; imam Besar.
Persiapan
pentahbisan Para Imam(Im. 8:1-5)
Upacara
pentahbisan (Im. 8: 6-13)
Upacara
konsekrasi (Im. 8: 14-36)
Petunjuk
tentang penghapusan dosa (Im. 9:1-7)
Harun memberi
kurban (Im. 9:8-24)
Kematian
Nadab dan Abihu (Im. 10: 1-7)
Terdapat istilah “Api Asing”, maksudnya adalah
dia mempersembahkan api yang bertentangan dengan apa yang diperintahkan oleh
Tuhan. Dosa mereka adalah ketidaktaatan.
Larangan
tentang kemabukan imam (Im. 10:8-11)
Peraturan
tentang makanan yang dikuduskan(Im. 10:12-20)
Peraturan
tentang Yang Kudus dan Yang Tak Kudus(Imamat 11:1-15,33)
Binatang
haram dan tidak haram (Im. 11:1-47)
Pemurnian
setelah melahirkan (Im. 12:1-8)
Dalil
tentang kusta (Im. 13:1-14:57)
Pemurnian
laki-laki dan perempuan (Im. 15:1-33)
Hari Raya Pendamaian (Imamat 16 :1-34)
Sekali
setahun pada tgl 10 bulan ketujuh, suatu Sabbath diproklamirkan dan penebusan untuk
semua dosa dari seluruh umat. Inilah hari Raya Pendamaian. Puncak acara adalah
ketika Imam Besar meletakkan tangannya pada seekor kambing yang hidup dan
mengau semua dosa-dosa bangsa (ayat 21). Kambing itu kemudian dilepaskan dari
kemah ke padang gurun. Dengan demikian dosa-dosa Israel juga dibawa pergi.
(ayat 34). Dalam Ibrani 8-10, dengan melihat bahwa Yesus
sebagai penggenapan kurban tersebut.
Posting Komentar